TO DO THIS WEEKEND: VOLUNTEER AT GMB - AYO SEKOLAH

4/05/2015

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Dear Fellas, 

this time I would like to share about my experience as volunteer at an educational movement named GMB - Ayo Sekolah in a rural area of Banten. I met great volunteer friends with different educational background whose very inspiring and kind at heart. I went there to share my job as fashion stylist and fashion blogger to the students at the third class of SMPN 4 Sobang, a junior high school in Cipeuti, Sobang, Banten. This movement is to share, to inspire, to motivate the students at that junior high school so they want to continue their educational level to the higher level and dare to have a dream. There is a trend in that area not to continue their school after they finish their junior high school. After that most of those young man get married/ become a labor/ become a housemaid. Meanwhile, actually they can be a super human if only they have all that motivation and chance and they want to take or create that chance. For the complete story I will tell you in Bahasa, because I hope more of my Indonesian readers would love to joint this movement as well.

Oh yes, I think I just had a super great weekend ever. Bisa mengunjungi tempat baru di Indonesia, bertemu teman-teman dan keluarga baru, sekaligus berbagi cerita dengan mereka di sana adalah pengalaman yang sungguh menyenangkan.

Tampak belakang teman-teman volunteer yang sangat inspirasional dan sensasional.

Jadi ceritanya sekitar sebulan yang lalu aku dihubungi oleh teman lamaku, Pida untuk menjadi volunteer di sekolah yang berada di pedalaman Banten. Seingatku berbulan-bulan sebelumnya, Pida pernah mengajakku untuk ikut berbagi namun ketika itu aku belum bisa. Jadi waktu Pida mengajakku lagi aku langsung mengiyakan karena aku masih belum memiliki rencana-rencana untuk mengisi weekend yang hanya tinggal sebentar lagi dan aku memang sangat ingin sekali mengunjungi anak-anak di daerah itu dan berbagi cerita dengan mereka.

Pida dan teman-temannya yang luar biasa bersama-sama membentuk Gerakan Mari Berbagi (GMB) - Ayo Sekolah. Saat ini mereka mengajak para volunteer untuk berbagi dengan anak-anak kelas 3 SMP Negeri 4 Sobang di desa Cipeuti, Banten. Konon ceritanya, tren yang ada di daerah tersebut adalah anak-anak hanya bersekolah sampai SMP, sangat sedikit sekali yang melanjutkan bersekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Setelah lulus SMP biasanya mereka menikah, menjadi buruh pabrik, atau menjadi pembantu rumah tangga. Teman-teman yang membentuk GMB - Ayo Sekolah mereka ingin berbagi mimpi dengan anak-anak di sana agar mereka lebih bersemangat untuk bersekolah dan berani untuk memiliki cita-cita yang besar agar kehidupan mereka lebih baik dan dapat menjadi calon pasangan yang sempurna contoh bagi generasi selanjutnya di daerah tersebut.

GMB - Ayo Sekolah membagi volunteer mereka ke dalam dua kategori, Volunteer Profesi (sharing tentang pekerjaan untuk memperluas wawasan anak-anak mengenai jenis-jenis profesi) dan Volunteer Inspirasi (Volunteer yang sharing mengenai kisah-kisah menarik dan inspirasional  selama bersekolah atau perjuangan agar dapat bersekolah).

Ketika itu Pida menghubungiku sehari sebelum keberangkatan. Setelah aku mengiyakan ajakan Pida, aku diberi detil-detil yang perlu aku siapkan, seperti perlengkapan mandi, obat-obatan, senter, sarung bali, dll. Sungguh, aku deg-degan membayangkan petualanganku ke daerah yang akan aku kunjungi.

20 Februari 2015

Aku nenumpang taksi menuju KFC Cikini, tempat meeting point seluruh volunteer yang akan berangkat. Semua volunteer lain sudah tiba di tempat sementara aku masih berputar-putar di dalam taksi karena driver taksiku sepertinya kurang mengerti daerah itu. Untungnya teman-teman yang lain berbaik hati memperbolehkan aku untuk memesan makanan terlebih dahulu sebelum kami berangkat. Mereka semua sudah berkumpul di lantai dua restoran fastfood itu. Ketika mengantri di lantai satu, aku melihat teman lamaku di SMA, Bobby turun dari lantai dua dan sedang celingak-celinguk mencari seseorang. Ku panggil saja dia, ternyata dia juga ikut menjadi volunteer ke SMPN 4 Sobang, Banten. Dia bilang dia memang turun ke bawah untuk mengagetkanku tapi gagal karena aku sudah lebih dahulu melihat dia. Setelah aku selesai memesan makanan, kami naik ke lantai dua dan aku dikenalkan oleh Pida dengan teman-teman GMB - Ayo Sekolah dan teman-teman volunteer. Teman-teman baruku auranya minta ampun pintar dan bersahaja dan mereka terlihat sudah kenal lama satu sama lain. Aku dan Bobby tidak henti-hentinya menggosipkan betapa bersahaja dan luar biasanya mereka selama aku makan. Kami merasa kami cuma anak-anak yang beruntung bisa kuliah di tempat bagus, lulus dengan nilai memuaskan, dan memiliki pengalaman bekerja mengingat kenakalan-kenakalan kecil kami ketika bersekolah dan tidak rajin-rajin amat mencatat pelajaran dari guru. Pokoknya kami merasa keciiiil sekali ketika mengetahui latar belakang teman-teman yang lain.

Ini dia teman-teman lamaku di SMA, Pida dan Bobby, I'm so proud of them!

21 Februari 2015

Sekitar pukul satu kurang dini hari, kami berangkat dengan mobil sewaan menuju Desa Cipeuti. Aku duduk di barisan tengah di antara Pida dan Aisyah. Senang sekali bisa bertemu dengan Pida lagi dan perjalanan kami sungguh menyenangkan karena kami bercerita sepanjang jalan dan saling melempar teka-teki. Yang tidak kalah menyenangkan adalah ketika kami berhenti di jalan untuk makan durian. Ya ampun rasanya senang sekali akhirnya bisa makan durian karna aku memang sudah berbulan-bulan ngidam ingin makan durian. Malam itu mungkin aku makan 1 buah durian kalau dihitung-hitung. Hehe. 

Menjelang Subuh kami berhenti di depan masjid dan memutuskan untuk tidur di mobil sembari menunggu azan Subuh. Sekitar satu setengah jam kemudian kami bangun ketika azan Subuh berkumandang untuk menunaikan shalat dan kembali melanjutkan perjalanan.

Jam setengah 6 kami kami berhenti di pasar pagi yang kebetulan memang kami lewati untuk sarapan. menyenangkan sekali melihat sepagi itu kehidupan sudah menggeliat di sana-sini di sudut-sudut pasar. Pagi itu kami makan nasi uduk, ibu yang berjualan nasinya sangat cekatan sekali menyendok nasi dan mengambilkan lauk-pauk sampai-sampai aku tidak sempat lagi memikirkan mau memilih lauk apa untuk menemani nasi uduk bagianku. Harga nasinya murah sekali, makan dengan lauk apa pun bayarnya tetap lima ribu rupiah, beruntung sekali temanku yang memilih lauk ayam gulai. Hehe.

1. Makan durian; 2. Ibu penjual sarapan di pasar Sobang;
3. minum kelapa muda di Anyer; 4. menu sarapan pagiku di pasar Sobang

Setelah mengisi perut kami pun melanjutkan perjalanan. semakin lama jalanan yang kami tempuh semakin ekstrim, jalanannya licin sehabis hujan dan berbatu-batu. Ada satu daerah yang kami lewati di mana semua orang memiliki mobil putih yang sama, tidak terlihat jenis mobil lain di sana selain mobil putih itu. Sampai akhirnya kami tiba di Desa Cipeuti sekitar jam setengah tujuh pagi. Namun kami harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki dari tempat kami memarkir mobil selama 1 jam ke tempat kami akan menginap.




Pemandangan yang menemani berjalan kaki selama satu jam.

Untunglah Pida sudah mengingatkan untuk tidak memakai sepatu yang bagus, lebih baik memakai sandal jepit atau sepatu karet anti slip karena kondisi jalanan yang becek, licin, dan berbatu-batu. Perjalanan yang lumayan jauh itu tidak terasa begitu melelahkan karena kami disuguhi pemandangan hamparan sawah dan padi menguning, langit biru, serta udara segar. Kebanyakan rumah penduduk masih sederhana yang dibuat dari dinding-dinding yang dianyam, di sana seolah-olah apapun bisa tumbuh, hijau di mana-mana. Sesekali kami bertemu dengan anak-anak SD dan SMP yang akan pergi ke sekolah, mereka semua ramah sekali dan menyapa kami sembari berlalu. Penduduk di sana juga ramah-ramah sekali, kami selalu dilempari senyum sepanjang perjalanan satu jam ke tempat kami menginap.

Sesampainya di rumah Bu Nar, tempat kami menginap, barulah capeknya terasa. Kami semua langsung selonjoran dan tidur-tiduran. Aku sendiri masih deg-degan mengingat sebentar lagi aku akan berdiri di depan anak-anak kelas 3 SMP untuk bercerita mengenai profesiku. Meskipun aku sudah menyiapkan bahan presentasiku serta membawa sedikit kenang-kenangan untuk anak-anak pemberani nanti di kelas, aku masih saja deg-degan akan bertemu dengan mereka.

Jam setengah 10 kami sudah berada di depan kelas, bersiap untuk memulai perkenalan. Aku mendapat giliran bicara ke empat setelah Aisyah, Mas Aziz, dan Bobby. Aku bercerita mengenai pengalamanku selama menjadi fashion stylist dan fashion blogger. Syukurlah semuanya berjalan lancar dan meskipun aku agak kesulitan ketika harus menyederhanakan bahasa yang aku gunakan agar anak-anak di sana mengerti. Aku baru tau mereka tidak mengetahui apa itu "parfum" ketika aku bercerita mengenai pengalamanku ketika bekerja sama dengan brand di blog. Presentasi siang itu ditutup oleh kisah motivasi dari Lizar. Kekagumanku dan Bobby semakin bertambah-tambah kepada teman-teman baru kami.

Me doing the presentation, trying to share my dreams and to challenge those young brother and sister to have a big dream.

Suasana kegiatan sharing dari kakak-kakak volunteer.

SMPN 4 Sobang, Cipeuti, Banten memiliki bangunan sekolah yang bagus, bahkan lantainya sudah dilapisi keramik, yang sangat kami sayangkan adalah mereka belum memiliki ruangan perpustakaan. Semoga mereka bisa segera memiliki ruangan penuh jendela dunia tersebut meskipun mungkin hanya berupa sepetak ruangan kecil yang di sekat.

Setelah presentasi di depan kelas, anak-anak tersebut di bagi ke dalam 5 grup dan akan ditemani oleh satu orang kakak volunteer per grup. Setiap volunteer diminta untuk mengamati tingkah laku anak-anak di grup kami selama sesi grup diskusi. Sehingga setelah itu kami bisa mendapatkan gambaran kasar mengenai potensi anak-anak tersebut. Kami harus memilih dua orang anak yang terlihat berpotensi untuk kemudian melakukan kunjungan ke rumah mereka di sore hari.

Sesampainya kami di rumah, masakan Bu Nar sudah memanggil-manggil untuk segera disantap. Apalagi sambal goreng Bu Nar yang sudah melegenda di kalangan anak-anak volunteer GMB - Ayo Sekolah karena rasanya yang enak sekali. Sayang sekali aku tidak sempat memotret sambal Bu Nar karena aku turut berebut dengan teman-teman volunteer demi mengecap lezatnyanya sambal legendaris Bu Nar. Makan siang kami yang sederhana dengan menu makanan khas masakan di desa pun berubah menjadi petualangan kuliner yang luar biasa berkat sambal Bu Nar.

Perut kenyang, mata pun mengantuk. Kami pun tertidur di ruangan depan rumah Bu Nar yang memang sudah disiapkan untuk kami tidur dan berdiskusi. Berbagai cemilan juga sudah disiapkan ibu Bu Nar untuk menemami kami. Kami tertidur pulas sekali dan bangun dengan malas di sore hari karena kami masih memiliki satu agenda yaitu mengunjungi rumah anak-anak di grup kami yang sudah kami pilih tadi siang. Kunjungan rumah itu dilakukan untuk mengetahui kondisi keluarga anak, perilaku anak di rumah, dan dukungan dari orang tua mengenai pendidikan anak. Karena goal dari gerakan ini, di akhir nanti mereka bisa menemukan tiga orang anak yang benar-benar memiliki potensi namun kurang mampu untuk disekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi dan akan terus dibimbing sampai mereka kelak dapat menjadi contoh bagi generasi selanjutnya di desa mereka.

Sebelum tidur, kami menutup hari dengan bercerita mengenai temuan-temuan kami selama berinteraksi dengan anak-anak di siang hari dan melaporkan hasil dari kunjungan ke rumah anak-anak yang kami anggap berpotensi. Aku sendiri melihat pada dasarnya anak-anak tersebut ingin melanjutkan bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi, namun orang tua mereka terutama para ibu sepertinya lebih menginginkan anaknya untuk bekerja saja. Bahkan ada orang tua yang merasa anaknya tidak memiliki bakat dan kepandaian apa-apa dan terang-terangan mengungkapkan hal tersebut pada anaknya. Sedih rasanya mendengar cerita salah satu adik kecil itu, padahal yang aku tahu idealnya orang tua harusnya selalu membesarkan hati anak-anak mereka dan senantiasa mendukung anak-anak mereka untuk hal-hal baik. Mereka juga sangat kekurangan informasi sehingga mereka kurang mengetahui apa yang terjadi di dunia luar. Yang membuatku terharu adalah beberapa anak-anak bercita-cita ingin menjadi guru agama atau guru mengaji. Menurut temanku yang pernah memiliki pengalaman mengajar di sana, orang-orang di daerah sana adalah pemeluk Agama Islam yang taat, anak perempuannya memakai kerudung ke sekolah. Menjelang Maghrib anak-anak sudah berangkat ke mushalla untuk shalat dan mengaji, meskipun mereka pulang ke rumah hanya dengan ditemani cahaya bulan karena belum ada lampu jalan di malam hari.

Malam itu aku tertidur dengan otak yang dipenuhi dengan berbagai pemikiran-pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang aku lakukan hari itu, arti bahagia, arti kesuksesan, tujuan hidup, dan lain-lain yang mungkin akan ku share dalam postingan lain di blog ini sebagai bentuk refleksi dari perjalananku mengunjungi anak-anak di pedalaman Banten. 

22 februari 2015

Setelah sarapan pagi, kami pulang dan menyempatkan diri untuk berfoto di antara padi sawah yang menguning. Rasanya masih ingin tinggal di sana, masih ingin melihat langit biru bebas polusi lebih lama lagi. Para volunteer juga menjadi semakin akrab berkat cerita-cerita fiktif bergenre thriller, curhat-curhat personal, dan teka-teki yang tidak ada habis-habisnya. Aku mengungkapkan kekagumanku mengenai kehebatan teman-teman volunteer seperti Aisyah, Mas Aziz, dan Lizar yang sepertinya sangat gemar akan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Berkat kegigihan mereka berbagai beasiswa sepertinya dengan mudah mereka dapatkan. Aku juga senang ketika teman-teman yang lain justru merasa mereka mendapat sesuatu yang baru dari ceritaku sebagai fashion stylist dan fashion blogger meskipun berkali-kali aku bilang pada mereka kalau pengetahuan styling dan blogging ku masih jauh dari para maha guru stylist dan blogger lain. Namun teman-teman baruku itu tidak sedikitpun memandang sebelah mata pada apa yang aku lakukan bahkan mereka juga takjub dengan dunia yang sedang aku jalani, bagi mereka duniaku adalah dunia yang menarik hanya saja selama ini asing bagi mereka. Ilmu padi itu benar adanya, mereka ada dalam jiwa teman-teman volunteer, Aisyah, Mas Aziz, Bobby, serta para founder GMB - Ayo Sekolah, Pida, Dinda, Nuzul, dan Lizar. Aku beruntung sekali bisa kenal dengan mereka.

TEAM! Bobby, Yours truly, Dinda, Pida, Aisyah, Aziz, Nuzul, minus Lizar because he took the picture.


Di perjalanan pulang para volunteer harus bisa menjawab teka-teki berhadiah singgah di Pantai Anyer. Beruntung Bobby selalu pintar memecahkan teka-teki pamungkas para founder GMB - Ayo Sekolah, teka-teki "kucing mati", sehingga jadilah akhirnya kami terdampar di Pantai Anyer siang itu untuk minum air kelapa muda, menikmati semangkuk Indomie telor rebus yang semakin enak berkat sambal goreng yang dibungkuskan oleh Bu Nar, dan memandangi orang-orang yang asyik surfing. Aku sendiri belum bisa memecahkan teka-teki itu sampai kami berpisah :')

Anyer beach! Yaay, thanks to Bobby.

Seolah kami tidak ingin segera meyudahi kebersamaan kami, sesampainya di Jakarta pun kami masih menyambung dengan pergi berkaraoke meskipun dalam formasi yang tidak lengkap tinggal Dinda, Aisyah, Bobby, Mas Aziz, Lizar, dan aku. Apa boleh buat Pida dan Nuzul tidak bisa mengekor kami sampai akhir. Baru setelah malam kami kembali ke realita masing-masing.

Sungguh weekend kali itu adalah weekend yang sangat menyenangkan, jalan-jalan (checked), makan durian (checked), main ke pantai (checked), teman baru (checked), pengetahun baru (checked), pelajaran hidup (checked), berbagi (checked). Aku sangat berterima kasih pada Pida atas undangan mendadak untuk menjadi volunteer semoga di lain kesempatan aku bisa ikutan lagi dan membawa pulang segudang perasaan bahagia dan pengalaman lain dari perjalanan bersama teman-teman GMB - Ayo Sekolah.

Semoga ke depannya akan lebih banyak anak-anak yang beruntung bisa disekolahkan lewat gerakan GMB - Ayo Sekolah ini. Semoga tidak hanya anak-anak yang memiliki potensi besar di bidang akademik saja, namun juga ada kesempatan untuk anak-anak yang memiliki potensi besar yang berhubungan dengan bakat, karena beberapa anak banyak yang bercerita mereka sangat suka memasak dan bercita menjadi chef seperti Farah Queen atau bercita-cita menjadi atlit voli. Amin untuk semua cita-cita mulia anak-anak di SMPN 4 Sobang. Semoga kelak bisa menjadi kenyataan :)

FYI, saat ini anak-anak di SMP tersebut sangat membutuhkan kamus Bahasa Inggris dan buku-buku inspirasional. Jika kalian tertarik untuk menyumbangkan buku atau ingin menjadi volunteer, kalian bisa menghubungi Pida di nomor 085287878191


Please kindly follow my blog if you like my blog post:
TO DO THIS WEEKEND: 
VOLUNTEER AT GMB - AYO SEKOLAH





Follow your heart,
Salaam




Yulia Rahmawati

You Might Also Like

3 comment

  1. MashaAllah even though I don't understand Bahasa or Indonesian language it seems you had a quite productive trip to those neighborhoods :) May Allah the Almighty grant you more wisdom and love for Him and His Messenger Muhammad sallAllahu 'alaihi wa sallam. ameen. salaam from the Philippines :)

    JustSharingIslam.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Human beings ought to be social beings. But only a precious minority is.

    Though the story in Bahasa Indonesia is enigmatic to me, it's clear you've doing the right thing; helping those who need help is good for them and at the same time is rewarding for you. Great!

    ReplyDelete
  3. kakaaaaaaa pengalaman yang MashaAllah banget :') weekendnya sekalian volunteering ya.
    Alhamdulillah sekolahnya disana sudah bagus ya kak semoga mereka semua bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya.
    Sejuk banget ngelihatin banyak foto2 kaka disini. ♥

    visit My Little Cream Button ♥ Instagram ♥ Bloglovin ♥

    ReplyDelete

hello...
thx for droppin' by at my blog
I would love to receive ur comment,,,
And I would really love if you wanna exchange link with me,,,

xoxo
YULIA RAHMAWATI
Get Up,Survive, Go Back To The Bed

Hi, thanks for visiting. Happy Reading ...

Hi, thanks for visiting. Happy Reading ...

LOVELY PEOPLE

Subscribe